Kemenkes Perketat Pemeriksaan Kesehatan KPPS demi Hindari Kelelahan di Pemilu 2024

Jakarta- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan sejumlah langkah yang perlu diperhatikan guna menjaga kesehatan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) selama pelaksanaan Pemilu 2024. Langkah ini diambil setelah pada Pemilu 2019, tercatat 894 anggota KPPS meninggal dunia dan 5.175 lainnya mengalami sakit.

Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kemenkes, dr Nida Rohmawati, MPH, menjelaskan bahwa komorbid atau penyakit yang sudah dimiliki sebelumnya menjadi salah satu faktor risiko utama. Oleh karena itu, proses seleksi dan skrining kesehatan pada calon anggota KPPS dilakukan lebih ketat dengan batas usia maksimal 55 tahun.

“Kita tidak ingin lagi terjadi pada periode yang lalu, mereka yang sudah lansia bekerja begitu berat, lebih dari 20 jam, itu menjadi risiko,” ujar dr Nida dalam acara Kemencast dari Kemenkes.

Jenis komorbid yang perlu diwaspadai meliputi hipertensi, diabetes, stroke, paru-paru, dan penyakit lainnya. Dr Nida juga menyoroti pentingnya situasi lingkungan di Tempat Pemungutan Suara (TPS), termasuk ventilasi yang baik dan penyediaan tempat sampah untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes, dr Obrin Parulian, MKes, menyebutkan bahwa Kemenkes bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyelenggarakan skrining kesehatan pada anggota KPPS. Pemeriksaan melibatkan parameter seperti tekanan darah dan gula darah.

“Ketika mau menjadi anggota KPPS, ada pemeriksaan kesehatan dan kebugaran dari tekanan darah, gula darah, ketika memiliki kriteria, diberi surat kesehatan itu jadi syarat mereka jadi anggota KPPS,” ujar dr Obrin.

Kemenkes juga menyiagakan fasilitas kesehatan selama 24 jam selama penyelenggaraan Pemilu 2024 untuk mengantisipasi kejadian petugas KPPS tumbang saat bekerja.

“Resources kesehatan disiagakan, dari sejumlah petugas yang diskrining ada data sejumlah yang punya risiko dan kita akan siapi. Kita siagakan fasyaknkesnya dan ada tim dari pusat krisis siap memberikan pelayanan,” tandas dr Obrin.

(ifn01)

Share: